Pada hari itu, saya pergi maen ke P3GL (Puslitbang Geologi Kelautan) untuk menemui dan silaturahmi sama si Mr. Adam dan Mr. Adi. Pertama dateng sih saya harus muter-muter kantor ternyata ruangan si Mr. Adam itu pindah -_- (gak bilang2) alhasil ketemu juga ruangannya. Saya ketok pintunya, assalamualaikum pak Adam apa kabar *salaman ala anak gaul*. Saya disuruh duduk, ngobrol ngalor ngidul dia tiba2 ambil beberapa lembar kertas. "Bay, ini ilmu yang mungkin bisa kamu pake seumur hidup, ilmu ini harus bener2 dipegang, karena sebagian orang selalu mengabaikan ilmu ini" dalam hati, wah ilmu apaan nih, oke boleh deh..
Dalam kertas itu ditulis gini:
yang pertama:
Bay, pengukuran barcheck itu diukur 1/3 dari kedalaman laut yang disurvei.. tapi ingat, kedalaman lebih dari 100 meter, tidak usah dilakukan barcheck. harus dilakukan sebelum dan setelah survei.
yang kedua:
bay, penggunaan pasang surut nih,
Pelabuhan: kamu harus pake pasang tertinggi (HWL)
Morfologi: kamu harus pake rata-rata (MSL)
Keselamatan pelayaran: kamu harus pake surut terendah (LWL).
yang ketiga:
penempatan stasiun pasut jangan ditempat yang aliran ke laut nya kecil, kalau susah cari stasiun di sekitar laut, lebih baik kamu cari tempat dimana sifat air nya tetep ngikutin sifat air di laut, yang penting JANGAN di tempat yang aliran air nya kecil.
kalau di danau, pakai elevasi dari permukaan air saat itu.
yang ke-empat:
batuan yang sama membentuk morfologi yang sama, sebaliknya, batuan yang beda membentuk morfologi yang beda, kamu bisa ambil kesimpulan dari kegiatan konturing pake teori ini.
yang kelima:
hubungan survei batimetri dan survei topografi:
kamu bisa ukur dari bati ke topo, atau sebaliknya. yang penting kamu tetap punya acuan ketinggian NOL.
simpel kan, keliatannya sederhana, tapi banyak orang melupakan ini. semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar