Kekeliruan dari praduga gagal untuk membuktikan kesimpulan dengan asumsi bukti dalam kesimpulan. Kekeliruan inferensi yang lemah gagal untuk membuktikan kesimpulan karena tidak cukup bukti. Gagal untuk membuktikan kesimpulan karena bukti yang tidak relevan, seperti emosi. Kesalahan-kesalahan dari ambiguitas gagal untuk membuktikan kesimpulan karena ketidakjelasan dalam kata-kata, frase, atau tata bahasa. Beberapa kesalahan-kesalahan yang dilakukan secara sengaja (untuk memanipulasi atau membujuk dengan penipuan), yang lain tidak sengaja karena kecerobohan atau ketidaktahuan.
Ada banyak jenis-jenis kesalahan pada logical fallacy, seperti yang akan dibahas dibawah ini:
1. Post Hoc Ergo Propter Hoc
Post hoc ergo propter hoc adalah frase bahasa Latin yang berarti: “setelah ini, karena itu penyebabnya adalah ini.” Jelas nama yang diberikan untuk kekeliruan ini pada waktu bahasa Latin terkenal di antara para detektif kekeliruan logika. Nama itu terus bertahan, dan karena itu kami tidak berkeinginan merubahnya.
Post hoc ergo propter hoc adalah menyimpulkan bahwa karena A terjadi sebelum B, maka A pastilah penyebab B.
Contohnya adalah:
Ayah: “Nak, menurutku gitar listrik itu membawa pengaruh buruk untukmu.”
Anak: “Uh… mengapa begitu bung.. eehh salah.. maksud ku ayah!”
Ayah: “Sejak kau membelinya, kau membiarkan rambutmu panjang dan berjalan-jalan membungkuk di rumah dengan tangan di dalam saku. Kami juga memperhatikan bahwa kau berbicara dengan cara yang tidak hormat kepada ibumu dan aku, dan jarang sekali bekerja di rumah.”
Sang ayah sedang melakukan kekeliruan post hoc ergo propter hoc. Dia menyimpulkan bahwa karena gitar listrik dibeli sebelum perilaku anaknya berubah maka gitar listrik itulah penyebab anaknya berubah. Memang ada kemungkinan bahwa gitar listrik itu penyebab perilaku buruk si anak. Tetapi ada juga kemungkinan bahwa secara umum moralitas anaknya sudah menurun sebelum membeli gitar dan hal itu yang mendorong anaknya membeli gitar listrik, membiarkan rambut panjang, suka berjalan sambil membungkuk dan tangan dalam saku, kurang hormat orang tua, dan malas. Mungkin anaknya bergaul dengan anak-anak lain yang tidak beres.
Kadang-kadang Post hoc ergo propter hoc benar – apa yang terjadi sebelumnya adalah penyebab. Kalau sebuah telur pecah di lantai, maka masuk akal untuk berpikir bahwa apa yang terjadi sebelumnya adalah penyebab pecahnya telur yaitu – anda menjatuhkan telur ke lantai. Namun demikian hanya dengan mengetahui bahwa A terjadi sebelum B bukan alasan yang cukup untuk menyimpulkan bahwa A adalah penyebab B. Kita perlu tau lebih banyak daripada itu.
2. Slippery Slope
Dalam logika dan pemikiran kritis, Slippery Slope adalah perangkat logis, tetapi biasanya dikenal dengan sebuah bentuk keliru di mana seseorang menyatakan bahwa beberapa peristiwa pasti harus mengikuti dari yang lain tanpa argumen rasional atau mekanisme yang jelas bagi keniscayaan acara tersebut. Argumen Slippery Slope menyatakan bahwa langkah pertama yang relatif kecil menyebabkan rantai peristiwa terkait berpuncak pada beberapa efek yang signifikan, seperti sebuah benda yang diberikan dorongan kecil di tepi lereng yang menurun. Kekuatan argumen seperti itu tergantung pada surat perintah, yaitu apakah atau tidak seseorang dapat menunjukkan proses yang mengarah ke efek yang signifikan. Rasa yang menyesatkan dari "Slippery Slope" sering digunakan secara sinonim dengan kontinum kesalahan, dalam hal ini mengabaikan kemungkinan jalan tengah dan mengasumsikan transisi diskrit dari kategori A untuk kategori B. penggunaan modern menghindari kesalahan dengan mengakui kemungkinan jalan tengah ini .
Slippery slope disebut juga Camel’s Nose, mengacu pada peribahasa, jika Anda membiarkan seekor unta mendongakkan hidungnya ke dalam tenda, unta-unta lain akan segera melakukan hal yang sama. Pemakai slippery slope memang bermaksud membenarkan diri dan meminta orang lain membenarkan tindakannya.
Contohnya:
Bush pernah mengemukakan slippery slope ketika berbicara tentang betapa berbahayanya Saddam. ”Saat ini, ancaman terbesar dalam perang melawan teror. bahaya mematikan bagi Amerika dan dunia. Adalah rezim-rezim penjahat yang mencari dan memiliki senjata nuklir, kimiawi, dan biologis. Rezim-rezim ini dapat menggunakan senjata itu untuk pemerasan, teror, dan pembunuhan massal. Mereka dapat juga memberikan atau menjual senjata itu ke sekutu teroris mereka, yang dapat menggunakan tanpa basa-basi,” kata Bush. Diharapkan orang setuju bahwa Saddam harus dienyahkan. Berarti invasi ke Irak suatu yang dapat dibenarkan.
3. Red Herring
Red Herring terjadi saat ada hal yang tidak relevan yang diangkat ke dalam sebuah argumen. Orang mungkin berpikir dan ingin kita berpikir bahwa hal yang diangkat itu membuktikan dia benar, padahal sebenarnya tidak.
Hal ini mungkin pernah terjadi dengan kita semua: kita berbicara dengan seseorang tentang sesuatu yang kita tidak setuju dan setelah beberapa saat kita menyadari bahwa kita tidak lagi berdiskusi tentang hal itu. Hal ini diakibatkan karena di sepanjang argumen, seseorang melakukan red herring dan sejak itu pun kita telah membahas tentang red herring.
Contoh:
Jenny : “Saya pikir anak laki-laki harus selalu membuka pintu bagi anak perempuan.”
Bert : “Kenapa?”
Jenny : “Karena hal itu sopan.“
Bert : “Mengapa itu merupakan sesuatu yang sopan?“
Jenny : “Karena itu sangat membantu bagi anak perempuan.“
Bert : “Tetapi bukankah juga sangat membantu bagi anak laki-laki kalau anak perempuan yang membuka pintu bagi anak laki-laki? Mengapa bukan anak perempuan yang membuka pintu bagi anak laki-laki?“
Jenny : “Karena itu tidak benar. Sore ini ketika kita keluar dari toko bahan makanan, tanganku penuh dengan banyak barang dan aku harus meletakkan barang-barang tersebut baru membuka pintu hanya karena kamu terlalu kasar dan tidak mau membantuku.“
Bert : “Aku tidak bisa membantumu karena aku masih berada di tempat parkir menunggu di mobil.“
Jenny : “Sekarang terbukti khan? Kamu tidak perhatian sama sekali kalau-kalau aku butuh bantuan ketika keluar dari toko. Aku pikir itu tidak sopan.“
Bert : “Aku tidak tau kalau kamu mau membeli begitu banyak bahan makanan, kalau tidak aku pasti membuka pintu untukmu.“
Jenny : “Seharusnya kamu berpikir tentang itu.“
Apakah anda perhatikan bahwa Bert dan Jenny tidak lagi berargumen tentang apakah anak laki-laki harus membuka pintu untuk anak perempuan? Sekarang mereka berargumen tentang apakah Bert seharusnya membuka pintu untuk Jenny sore tadi. Hal ini terjadi karena Jenny mengangkat red herring ke dalam argumen dan Bert tidak sadar akan hal itu. Seharusnya Bert berkata:
Bert : “Mungkin memang aku harus membuka pintu untukmu hari ini, tapi bagaimana itu membuktikan bahwa anak laki-laki harus membuka pintu bagi anak perempuan?“
Untuk menjawab pertanyaan itu si Jenny dapat saya mengatakan:
Jenny : “Karena anak perempuan memiliki tangan yang lebih kecil dibanding anak laki-laki sehingga sulit untuk memutar tombol pintu.“
Wapaupun ada argumen lain yang lebih baik dari pada itu, setidaknya jawaban itu menjawab pertanyaan yang diajukan.
4. Argumentum ad Hominem
Argumentum ad Hominem adalah bentuk argumen yang tidak ditujukan untuk menangkal argumen yang disampaikan oleh orang lain tetapi justru menuju pada pribadi si pemberi argumen itu sendiri. Argumen itu akan menjadi sesat-pikir ketika ia ditujukan menyerang pribadi lawan demi merusak argumen lawan. Kalimat populernya adalah: shoot the messenger, not the message. Ada banyak bentuk ad hominem, namun yang paling umum dan dijadikan contoh di sini adalah ad hominem cercaan. Ad hominem termasuk dalah satu sesat-pikir yang paling sering dijumpai dalam debat dan diskusi politik, yang biasanya akan membawa topik ke dalam debat kusir yang tak ada ujung pangkal.
Catatan Tambahan: Ad hominem tidak sama dengan penghinaan, celaan, atau cercaan. Sejatinya, ad hominem ada dalam premis dan pengambilan kesimpulan berupa logika yang langsung mengarahkan argumennya pada seseorang dibalik suatu argumen. Dan tendensinya bisa saja bukan merupakan penghinaan, namun hanya mengkaitkan dua hal yang tidak berhubungan sama sekali. Sederhananya, bisa dikatakan ad hominem jika itu berupa premis dan kesimpulan, untuk menjatuhkan argumen lawan.
Contoh:
Kepada anggota dewan yang terhormat, harus saya ingatkan bahwa ketika Bung anggota Fraksi Merdeka yang menanyai saya ini memegang jabatan, tingkat pengangguran berlipat ganda, inflasi terus-menerus melonjak, dan harga sembako naik drastis. Dan Bung ini masih berani menanyai saya tentang masa depan proyek sekolah gratis ini. (cara yang berbelit-belit untuk mengatakan “no comment”, namun juga sekaligus menyerang lawan)
4. Affirming the Consequent
Affirming the consequent bisa dianalogikan seperti dibawah ini:
Jika P maka Q.
Q.
Oleh karena itu, P.
Contohnya:
Jika Bill Gates memiliki Fort Knox, maka ia kaya.
Bill Gates kaya.
Oleh karena itu, ia memiliki Fort Knox.
Contoh tersebut merupakan logika yang salah, padahal memiliki Fort Knox bukanlah satu-satunya cara untuk menjadi kaya. Banyak sejumlah cara lain ada untuk menjadi kaya.
5. Denying the Antecedent
Form | Similar Validating Forms | |
---|---|---|
Modus Ponens | Modus Tollens | |
If p then q.
Not-p. Therefore, not-q. |
If p then q.
p. Therefore, q. |
If p then q.
Not-q. |
Jika hujan, maka rumput basah.
Hal ini tidak hujan.
Oleh karena itu, rumput tidak basah.
Contoh tersebut merupakan logika yang salah, apakah rumput basah hanya karena hujan saja? banyak faktor yang dapat menyebabkan rumput basah, seperti contohnya dikencingin anak kecil, ada yang menyiram rumput tersebut dan masih banyak faktor yang lainnya.
5. Straw Man Fallacy
Straw Man yaitu argumen yang membuat sebuah skenario yang dengan suatu imej yang menyesatkan, kemudian menyerangnya. Untuk membuat ‘manusia jerami’ (straw man) adalah dengan membuat ilusi telah menyangkal suatu proposisi dengan mensubstitusinya dengan sesuatu yang mirip namun dangkal dan mudah diserang, tanpa pernah benar-benar menyangkal argumen lawan yang sebenarnya. Seperti namanya, manusia jerami adalah sasaran yang empuk dan mudah untuk diserang. Menyerang manusia jerami yang diciptakan dari manipulasi argumen lawan akan membuat argumen diri sendiri terlihat kuat dan bagus. Pada umumnya, selain terdapat dalam kampanye, manusia jerami ini akan dikeluarkan setelah lawan selesai bicara mengenai perkara yang dibahas.
Skemanya adalah sebagai berikut:
Seseorang memiliki posisi X.
Orang B menyajikan posisi Y (yang merupakan versi menyimpang dari X).
Posisi serangan Orang B Y.
Oleh karena X adalah palsu / tidak benar / cacat.
Ini semacam "penalaran" adalah keliru karena menyerang versi menyimpang dari posisi hanya tidak merupakan serangan terhadap posisi itu sendiri. Satu mungkin juga berharap serangan terhadap sebuah gambar yang buruk dari seseorang untuk menyakiti orang tersebut.
Argumen pria jerami sering muncul dalam debat publik seperti (hipotetis) debat larangan:
A: Kita harus meliberalisasi hukum pada bir.
B: Tidak, setiap masyarakat dengan akses tak terbatas ke minuman keras kehilangan etos kerja dan pergi hanya untuk kepuasan segera.
Orang B telah dibesar-besarkan ini untuk posisi sulit untuk mempertahankan, yaitu, "akses tidak terbatas terhadap minuman keras". Ini adalah kesalahan logis karena si A tidak pernah membuat klaim itu.
A: Hari-hari yang cerah itu baik.
B: Jika semua hari-hari cerah, kita tidak akan pernah memiliki hujan, dan tanpa hujan, kami akan memiliki kelaparan dan kematian.
Dalam hal ini, B palsu frame A klaim menyiratkan bahwa A percaya hanya hari-hari cerah yang baik, dan B berpendapat terhadap pernyataan itu. A benar-benar menegaskan bahwa hari-hari cerah yang baik dan, pada kenyataannya, mengatakan apa-apa tentang hari hujan.
Masih banyak lagi contoh dari logical fallacy, namun jika saja seseorang yang sedang berbicara atau memahas sesuatu dengan kamu, kalau dia 3 kali saja melakukan logical fallacy, mungkin kamu bisa menghentikan pembahasan kamu karena sejak itu sudah tidak ada lagi keharmonisan dalam berpendapat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar