So, so you think you can tell
Heaven from Hell,
Blue skies from pain.
Can you tell a green field
From a cold steel rail?
A smile from a veil?
Do you think you can tell?
Did they get you to trade
Your heroes for ghosts?
Hot ashes for trees?
Hot air for a cool breeze?
Cold comfort for change?
And did you exchange
A walk on part in the war
For a lead role in a cage?
How I wish, how I wish you were here.
We're just two lost souls
Swimming in a fish bowl,
Year after year,
Running over the same old ground.
What have we found
The same old fears.
Wish you were here.
Kalau di terjemahkan ke bahasa Indonesia menjadi:
Jadi, kamu pikir kamu bisa memberi tahu
Surga dari Neraka,
Langit biru dari rasa sakit.
Bisakah kamu memberitahu padang hijau dari rel baja dingin?
Senyum dari tabir?
Apakah kamu pikir bisa tahu?
Apakah mereka mendapatkan kamu untuk perdagangan/pertukaran
Pahlawanmu untuk hantu?
abu panas untuk pohon?
Udara panas untuk angin sejuk?
Kenyamanan untuk perubahan?
Dan apakah Anda bertukar
Menjadi bagian dalam perang
Untuk peran utama dalam sangkar?
Bagaimana aku berharap, bagaimana aku berharap kamu ada di sini.
Kami hanya dua jiwa yang hilang
yang berenang di mangkuk berisi ikan,
Tahun demi tahun,
Berjalan di atas tanah yang sama.
Apa yang telah kami temukan
Ketakutan lama yang sama.
Berharap kamu ada di sini.
Take of the fruit, but guard the seed
9 Okt 2014
28 Apr 2014
Be a wise man
Berfikir dewasa itu memang sangat di perlukan dalam kehidupan sosial kita, bahkan dalam sebuah hubungan seperti berpacaran pun juga membutuhkan sebuah pola pikir dewasa. Tapi sebelum kita belajar untuk bagaimana cara berfikir dewasa, alangkah baiknya bila kita coba ulas terlebih dahulu apa yang di maksud dengan dewasa.
Kalau menurut saya yang dimaksud dengan dewasa itu sudah bukan merupakan sebuah proses lagi, tapi memang sudah bisa memahami diri sendiri dan memahami variasi sifat-sifat dari orang lain, selain itu juga bersikap objektif dalam memandang dan juga menilai sesuatu hal, bisa mengambil keputusan yang tepat tanpa harus merugikan orang lain dan bisa menyelesaikan apa yang menjadi masalahnya dengan baik tanpa memberikan dampak sekecil apapun. Dan dari dalam dirinya sendiri juga bisa memberikan sebuah redaman rasa ego sehingga dia bisa menguasai dirinya sendiri. Bisa menerima suatu hal yang cukup berat dengan hati yang lapang dan bisa memberikan hasil yang sebijaksanan mungkin. Sebenarnya masih ada banyak lagi penjelasannya, tapi dari arti kata diatas Anda sendiri pasti sudah bisa menerima arti kata dari dewasa.
Sebuah kedewasaan itu tidak mengenal usia, derajat, martabat, tahta atau apapun. Kita bisa melihat sebuah kedewasaan dari beberapa hal seperti cara berfikir, cara berbicara, cara bersikap, cara bertingkah laku dan juga cara menempatkan dirinya. Dari kelima unsur tersebut orang bisa belajar menjadi orang yang dewasa, tapi dalam belajar ada juga beberapa hal yang bisa menjadi sebuah hambatan, diantaranya adalah :
Diri sendiri
Diri sendiri yang masih kurang mampu memberikan sebuah niat untuk berubah menjadi dewasa maka akan memberikan dampak yang kurang baik untuk bisa lebih cepat berkembang untuk bisa berfikir dewasa.
Lingkungan dan juga Pergaulan
Lingkungan adalah sebuah hal yang juga sangat memberikan dampak cukup besar untuk perkembangan pola pikir manusia. Katakanlah bila kita bergaul dengan penjual minyak wangi maka pasti akan ikut terkena wanginya dan juga sebaliknya. Oleh karena itu apabila kita terlalu berteman dengan orang yang masih bersikap main-main atau masih terlalu berkanak-kanak’an tanpa diimbangi bergaul dengan orang yang sudah bisa berfikir dewasa maka kita juga akan mendapatkan kesulitan dalam perkembangan pola pikir kita untuk menuju ke kedewasaan.
Keluarga
Dalam hal ini yang menjadi basic atau dasar dari pola pikir manusia adalah keluarga. Cara mendidik orang tua menjadi peran yang paling penting untuk membuat sebuah pola pikir dari anak. Yang pasti ini sudah terlihat umum dan Anda juga pasti sudah tahu akan hal ini.
Anda bisa menilai orang lain adalah seorang yang sudah dewasa apabila orang tersebut sudah memiliki hal seperti yang sudah saya jelaskan diatas. Tapi apabila masih ada beberapa sikap seperti di bawah ini masih ada di dalam orang tersebut, maka orang tersebut belum bisa di katakan dewasa. Hal itu adalah sebagai berikut:
Nah sekarang kita akan belajar untuk menjadi orang dewasa, caranya memang tidak mudah, tapi kita belum tahu hasilnya bila kita belum mencobanya (ditujukan untuk orang yang memang ingin menjadi orang dewasa). Cara yang bisa Anda lakukan adalah sebagai berikut:
Mungkin dari kedua hal tesebut Anda bisa menerima apa yang saya maksutkan. Dan yang terakhir Anda bisa belajar dengan lingkungan dan orang di sekitar Anda. Karena orang lainlah yang bisa menilai bagaimana keadaan Anda. Cobalah bertanya pada diri Anda seberapa penting kedewasaan itu dan sudahkah Anda ingin menjadi orang yang dewasa .... !!! belajarlah dari diri sendiri dan orang lain.
credit to: andhtem.com
Kalau menurut saya yang dimaksud dengan dewasa itu sudah bukan merupakan sebuah proses lagi, tapi memang sudah bisa memahami diri sendiri dan memahami variasi sifat-sifat dari orang lain, selain itu juga bersikap objektif dalam memandang dan juga menilai sesuatu hal, bisa mengambil keputusan yang tepat tanpa harus merugikan orang lain dan bisa menyelesaikan apa yang menjadi masalahnya dengan baik tanpa memberikan dampak sekecil apapun. Dan dari dalam dirinya sendiri juga bisa memberikan sebuah redaman rasa ego sehingga dia bisa menguasai dirinya sendiri. Bisa menerima suatu hal yang cukup berat dengan hati yang lapang dan bisa memberikan hasil yang sebijaksanan mungkin. Sebenarnya masih ada banyak lagi penjelasannya, tapi dari arti kata diatas Anda sendiri pasti sudah bisa menerima arti kata dari dewasa.
Sebuah kedewasaan itu tidak mengenal usia, derajat, martabat, tahta atau apapun. Kita bisa melihat sebuah kedewasaan dari beberapa hal seperti cara berfikir, cara berbicara, cara bersikap, cara bertingkah laku dan juga cara menempatkan dirinya. Dari kelima unsur tersebut orang bisa belajar menjadi orang yang dewasa, tapi dalam belajar ada juga beberapa hal yang bisa menjadi sebuah hambatan, diantaranya adalah :
Diri sendiri
Diri sendiri yang masih kurang mampu memberikan sebuah niat untuk berubah menjadi dewasa maka akan memberikan dampak yang kurang baik untuk bisa lebih cepat berkembang untuk bisa berfikir dewasa.
Lingkungan dan juga Pergaulan
Lingkungan adalah sebuah hal yang juga sangat memberikan dampak cukup besar untuk perkembangan pola pikir manusia. Katakanlah bila kita bergaul dengan penjual minyak wangi maka pasti akan ikut terkena wanginya dan juga sebaliknya. Oleh karena itu apabila kita terlalu berteman dengan orang yang masih bersikap main-main atau masih terlalu berkanak-kanak’an tanpa diimbangi bergaul dengan orang yang sudah bisa berfikir dewasa maka kita juga akan mendapatkan kesulitan dalam perkembangan pola pikir kita untuk menuju ke kedewasaan.
Keluarga
Dalam hal ini yang menjadi basic atau dasar dari pola pikir manusia adalah keluarga. Cara mendidik orang tua menjadi peran yang paling penting untuk membuat sebuah pola pikir dari anak. Yang pasti ini sudah terlihat umum dan Anda juga pasti sudah tahu akan hal ini.
Anda bisa menilai orang lain adalah seorang yang sudah dewasa apabila orang tersebut sudah memiliki hal seperti yang sudah saya jelaskan diatas. Tapi apabila masih ada beberapa sikap seperti di bawah ini masih ada di dalam orang tersebut, maka orang tersebut belum bisa di katakan dewasa. Hal itu adalah sebagai berikut:
- Sifat manja, karena sifat ini memang merupakan sebuah sifat mutlak yang dimiliki oleh anak kecil.
- Egois dan ingin menang sendiri
- Sulit untuk menerima kritikan dari orang lain meskipun Anda belum tentu benar
- Ingin selalu di perhatikan oleh orang lain atau selalu mencari perhatian orang
- Belum bisa menguasai dirinya sendiri dan masih termakan emosi dan rasa egois
- Terlalu merendahkan orang lain dan tidak mau tau dengan kekurangan orang lain
- Terlalu membanggakan akan kelebihan dirinya tanpa sadar tidak melihat kekurangan yang ada pada dirinya.
Nah sekarang kita akan belajar untuk menjadi orang dewasa, caranya memang tidak mudah, tapi kita belum tahu hasilnya bila kita belum mencobanya (ditujukan untuk orang yang memang ingin menjadi orang dewasa). Cara yang bisa Anda lakukan adalah sebagai berikut:
- Ciri yang memang paling terlihat terang adalah orang tersebut belum bisa memberikan sebuah keputusan yang terbaik. Keputusan yang baik memang bisa kita dapatkan dari sebuah pengalaman, dan bila kita belum pernah mengalaminya, maka kita sering-sering share dengan orang lain yang sudah punya banyak pengalaman dan orang tersebut sudah terlihat seperti orang dewasa.
- Kita belajar dari diri kita sendiri, kita bisa memulai dengan memahami sifat yang ada pada diri kita sendiri. Dengan begitu kita bisa tahu apa kekurangan kita dan juga apa kelebihan yang kita miliki. Setelah kita tahu, kita bisa memperbaikinya. Selain itu kita juga bisa belajar untuk bisa menguasai diri kita dari rasa emosi dan juga ego yang ada pada diri kita. Dan cara yang paling mudah adalah dengan belajar menerima diri sendiri dengan apa adanya, dengan berfikir seperti itu kita akan memiliki perasaan yang lama kelamaan akan sedikit kalem dan akan berdampak pada sifat rendah hati.
Mungkin dari kedua hal tesebut Anda bisa menerima apa yang saya maksutkan. Dan yang terakhir Anda bisa belajar dengan lingkungan dan orang di sekitar Anda. Karena orang lainlah yang bisa menilai bagaimana keadaan Anda. Cobalah bertanya pada diri Anda seberapa penting kedewasaan itu dan sudahkah Anda ingin menjadi orang yang dewasa .... !!! belajarlah dari diri sendiri dan orang lain.
credit to: andhtem.com
18 Feb 2014
Ayo, kita berkarir di Offshore!
Apa itu pekerjaan offshore? Kalau dari arti kata nya, off berarti lepas dan shore berarti pantai. Yap, lepas pantai, yang berarti pengertian dari pekerjaan offshore itu adalah pekerjaan yang dikerjakan di lepas pantai. Pekerjaannya bermacam-macam, ada kontruksi lepas pantai, survei lepas pantai, dan pengeboran minyak lepas pantai. Ayo mau pilih yang mana?
Soal salary, cukup menggiurkan, apalagi kalau kerja nya di perusahaan asing, dibayar pake dollar. Salary per day di offshore untuk junior (fresh graduate) bisa mencapai Rp. 250.000 - 500.000, tergantung perusahaan masing-masing. Untuk senior (experience) bisa mencapai Rp. 1.000.000/day. Kalau perusahaan asing bisa mencapai $600 USD/day. Berminat? Jangan seneng dulu, persiapkan mental yg baik, fisik yg baik, dan tentu saja kemampuan bertahan di air dengan baik. Oke hadiah bagi yang mau kerja di offshore. Selamat berjuang kawan.
13 Feb 2014
Indonesia, Bagian dalam 'The Pacific Ring of Fire'
Ring of Fire
(sumber gambar: USGS)
Ring of Fire adalah serangkaian gunung berapi dan situs kegiatan seismik, atau gempa bumi, di sekitar tepi Samudra Pasifik. Ring of Fire tidak seperti cincin melingkar tetapi berbentuk lebih seperti tapal kuda sepanjang 40.000 kilometer (25.000 mil). Sebuah string dari 452 gunung berapi membentang dari ujung selatan Amerika Selatan, di sepanjang pantai Amerika Utara, melintasi Selat Bering, turun melalui Jepang, dan Selandia Baru. Berikut adalah beberapa daratan dan lautan yang membentuk Lingkaran Api Pasifik (dari arah barat daya, berlawanan arah jarum jam):
- Selandia Baru
- Palung Kermadec
- Palung Tonga
- Palung Bougainville
- Indonesia
- Gunung Merapi
- Filipina
- Palung Filipina
- Palung Yap
- Palung Mariana
- Palung Izu Bonin
- Palung Ryukyu
- Jepang
- Gunung Fuji
- Palung Jepang
- Palung Kurile
- Kamchatka
- Kepulauan Aleutia
- Palung Aleutia
- American cordillera
- Alaska
- Pacific Coast Range
- British Columbia
- Barisan Pegunungan Cascade
- Gunung St. Helens
- California
- Meksiko
- Palung Amerika Tengah
- Guatemala
- Nikaragua
Berikut adalah peta lempeng tektonik di wilayah Ring of Fire:
Kita lihat contoh pada kejadian bencana alam tsunami 2004 di Aceh. Gempa bumi besar dan tsunami pada bulan Desember 2004 tersebut berasal dari ujung utara-barat Pulau Sumatera (Palung Jawa-sunda) sebagai hasil dari campuran subduksi & tabrakan antara lempeng India-Australia, lempeng Pasifik, dan lempeng Eurasia.
Karena situasi seperti itu, sebagian besar Indonesia cukup berrisiko terkena gempa bumi besar. Misalnya pada periode Maret s/d April 2005 saja, Indonesia mengalami total 1061 gempa bumi, yang 40% di antaranya memiliki skala yang signifikan (> 6 Skala Richter), tingkat skala yang bisa membuat kerusakan dalam konstruksi.
Gunung berapi aktif
Karena situasi seperti itu, sebagian besar Indonesia cukup berrisiko terkena gempa bumi besar. Misalnya pada periode Maret s/d April 2005 saja, Indonesia mengalami total 1061 gempa bumi, yang 40% di antaranya memiliki skala yang signifikan (> 6 Skala Richter), tingkat skala yang bisa membuat kerusakan dalam konstruksi.
Gunung berapi aktif
Ring of Fire adalah rumah dari sebagian besar gunung berapi aktif di Bumi, sebagian besar dari mereka terletak di cincin tepi timur. Gunung Ruapehu di Selandia Baru merupakan salah satu gunung berapi yang paling aktif dalam Ring of Fire, dengan letusan kecil tahunan dan letusan besar terjadi sekitar setiap 50 tahun sekali. Gunung tersebut memiliki ketinggian 2.797 meter (9.177 kaki).
Krakatau, sebuah Gunung berapi aktif di Indonesia, meletus lebih sering daripada Gunung Ruapehu, tapi jauh lebih spektakuler. Di bawah Krakatau, Lempeng Australia sedang subduksi di bawah Lempeng Eurasia. Letusan pada tahun 1883 menghancurkan seluruh pulau, pengiriman gas vulkanik, abu, dan batu setinggi 80 kilometer (50 mil) di udara. Letusan gunung berapi tersebut membentuk gunung aktif baru, yaitu Anak Krakatau, yang terbentuk dengan letusan kecil sejak itu.
Krakatau, sebuah Gunung berapi aktif di Indonesia, meletus lebih sering daripada Gunung Ruapehu, tapi jauh lebih spektakuler. Di bawah Krakatau, Lempeng Australia sedang subduksi di bawah Lempeng Eurasia. Letusan pada tahun 1883 menghancurkan seluruh pulau, pengiriman gas vulkanik, abu, dan batu setinggi 80 kilometer (50 mil) di udara. Letusan gunung berapi tersebut membentuk gunung aktif baru, yaitu Anak Krakatau, yang terbentuk dengan letusan kecil sejak itu.
22 Jan 2014
Logical Fallacy
Logical Fallacy adalah kesesatan atau kekeliruan berlogika. Lebih sederhana lagi, logical fallacy adalah sebuah pendapat yang tujuan akhirnya
adalah misleading point yang membuat para pihak yang sedang berpendapat
jadi hilang arah dan fokus, tentang apa yang dibicarakan.
Kekeliruan dari praduga gagal untuk membuktikan kesimpulan dengan asumsi bukti dalam kesimpulan. Kekeliruan inferensi yang lemah gagal untuk membuktikan kesimpulan karena tidak cukup bukti. Gagal untuk membuktikan kesimpulan karena bukti yang tidak relevan, seperti emosi. Kesalahan-kesalahan dari ambiguitas gagal untuk membuktikan kesimpulan karena ketidakjelasan dalam kata-kata, frase, atau tata bahasa. Beberapa kesalahan-kesalahan yang dilakukan secara sengaja (untuk memanipulasi atau membujuk dengan penipuan), yang lain tidak sengaja karena kecerobohan atau ketidaktahuan.
Ada banyak jenis-jenis kesalahan pada logical fallacy, seperti yang akan dibahas dibawah ini:
1. Post Hoc Ergo Propter Hoc
Post hoc ergo propter hoc adalah frase bahasa Latin yang berarti: “setelah ini, karena itu penyebabnya adalah ini.” Jelas nama yang diberikan untuk kekeliruan ini pada waktu bahasa Latin terkenal di antara para detektif kekeliruan logika. Nama itu terus bertahan, dan karena itu kami tidak berkeinginan merubahnya.
Post hoc ergo propter hoc adalah menyimpulkan bahwa karena A terjadi sebelum B, maka A pastilah penyebab B.
Contohnya adalah:
Ayah: “Nak, menurutku gitar listrik itu membawa pengaruh buruk untukmu.”
Anak: “Uh… mengapa begitu bung.. eehh salah.. maksud ku ayah!”
Ayah: “Sejak kau membelinya, kau membiarkan rambutmu panjang dan berjalan-jalan membungkuk di rumah dengan tangan di dalam saku. Kami juga memperhatikan bahwa kau berbicara dengan cara yang tidak hormat kepada ibumu dan aku, dan jarang sekali bekerja di rumah.”
Sang ayah sedang melakukan kekeliruan post hoc ergo propter hoc. Dia menyimpulkan bahwa karena gitar listrik dibeli sebelum perilaku anaknya berubah maka gitar listrik itulah penyebab anaknya berubah. Memang ada kemungkinan bahwa gitar listrik itu penyebab perilaku buruk si anak. Tetapi ada juga kemungkinan bahwa secara umum moralitas anaknya sudah menurun sebelum membeli gitar dan hal itu yang mendorong anaknya membeli gitar listrik, membiarkan rambut panjang, suka berjalan sambil membungkuk dan tangan dalam saku, kurang hormat orang tua, dan malas. Mungkin anaknya bergaul dengan anak-anak lain yang tidak beres.
Kadang-kadang Post hoc ergo propter hoc benar – apa yang terjadi sebelumnya adalah penyebab. Kalau sebuah telur pecah di lantai, maka masuk akal untuk berpikir bahwa apa yang terjadi sebelumnya adalah penyebab pecahnya telur yaitu – anda menjatuhkan telur ke lantai. Namun demikian hanya dengan mengetahui bahwa A terjadi sebelum B bukan alasan yang cukup untuk menyimpulkan bahwa A adalah penyebab B. Kita perlu tau lebih banyak daripada itu.
2. Slippery Slope
Dalam logika dan pemikiran kritis, Slippery Slope adalah perangkat logis, tetapi biasanya dikenal dengan sebuah bentuk keliru di mana seseorang menyatakan bahwa beberapa peristiwa pasti harus mengikuti dari yang lain tanpa argumen rasional atau mekanisme yang jelas bagi keniscayaan acara tersebut. Argumen Slippery Slope menyatakan bahwa langkah pertama yang relatif kecil menyebabkan rantai peristiwa terkait berpuncak pada beberapa efek yang signifikan, seperti sebuah benda yang diberikan dorongan kecil di tepi lereng yang menurun. Kekuatan argumen seperti itu tergantung pada surat perintah, yaitu apakah atau tidak seseorang dapat menunjukkan proses yang mengarah ke efek yang signifikan. Rasa yang menyesatkan dari "Slippery Slope" sering digunakan secara sinonim dengan kontinum kesalahan, dalam hal ini mengabaikan kemungkinan jalan tengah dan mengasumsikan transisi diskrit dari kategori A untuk kategori B. penggunaan modern menghindari kesalahan dengan mengakui kemungkinan jalan tengah ini .
Slippery slope disebut juga Camel’s Nose, mengacu pada peribahasa, jika Anda membiarkan seekor unta mendongakkan hidungnya ke dalam tenda, unta-unta lain akan segera melakukan hal yang sama. Pemakai slippery slope memang bermaksud membenarkan diri dan meminta orang lain membenarkan tindakannya.
Contohnya:
Bush pernah mengemukakan slippery slope ketika berbicara tentang betapa berbahayanya Saddam. ”Saat ini, ancaman terbesar dalam perang melawan teror. bahaya mematikan bagi Amerika dan dunia. Adalah rezim-rezim penjahat yang mencari dan memiliki senjata nuklir, kimiawi, dan biologis. Rezim-rezim ini dapat menggunakan senjata itu untuk pemerasan, teror, dan pembunuhan massal. Mereka dapat juga memberikan atau menjual senjata itu ke sekutu teroris mereka, yang dapat menggunakan tanpa basa-basi,” kata Bush. Diharapkan orang setuju bahwa Saddam harus dienyahkan. Berarti invasi ke Irak suatu yang dapat dibenarkan.
3. Red Herring
Red Herring terjadi saat ada hal yang tidak relevan yang diangkat ke dalam sebuah argumen. Orang mungkin berpikir dan ingin kita berpikir bahwa hal yang diangkat itu membuktikan dia benar, padahal sebenarnya tidak.
Hal ini mungkin pernah terjadi dengan kita semua: kita berbicara dengan seseorang tentang sesuatu yang kita tidak setuju dan setelah beberapa saat kita menyadari bahwa kita tidak lagi berdiskusi tentang hal itu. Hal ini diakibatkan karena di sepanjang argumen, seseorang melakukan red herring dan sejak itu pun kita telah membahas tentang red herring.
Contoh:
Jenny : “Saya pikir anak laki-laki harus selalu membuka pintu bagi anak perempuan.”
Bert : “Kenapa?”
Jenny : “Karena hal itu sopan.“
Bert : “Mengapa itu merupakan sesuatu yang sopan?“
Jenny : “Karena itu sangat membantu bagi anak perempuan.“
Bert : “Tetapi bukankah juga sangat membantu bagi anak laki-laki kalau anak perempuan yang membuka pintu bagi anak laki-laki? Mengapa bukan anak perempuan yang membuka pintu bagi anak laki-laki?“
Jenny : “Karena itu tidak benar. Sore ini ketika kita keluar dari toko bahan makanan, tanganku penuh dengan banyak barang dan aku harus meletakkan barang-barang tersebut baru membuka pintu hanya karena kamu terlalu kasar dan tidak mau membantuku.“
Bert : “Aku tidak bisa membantumu karena aku masih berada di tempat parkir menunggu di mobil.“
Jenny : “Sekarang terbukti khan? Kamu tidak perhatian sama sekali kalau-kalau aku butuh bantuan ketika keluar dari toko. Aku pikir itu tidak sopan.“
Bert : “Aku tidak tau kalau kamu mau membeli begitu banyak bahan makanan, kalau tidak aku pasti membuka pintu untukmu.“
Jenny : “Seharusnya kamu berpikir tentang itu.“
Apakah anda perhatikan bahwa Bert dan Jenny tidak lagi berargumen tentang apakah anak laki-laki harus membuka pintu untuk anak perempuan? Sekarang mereka berargumen tentang apakah Bert seharusnya membuka pintu untuk Jenny sore tadi. Hal ini terjadi karena Jenny mengangkat red herring ke dalam argumen dan Bert tidak sadar akan hal itu. Seharusnya Bert berkata:
Bert : “Mungkin memang aku harus membuka pintu untukmu hari ini, tapi bagaimana itu membuktikan bahwa anak laki-laki harus membuka pintu bagi anak perempuan?“
Untuk menjawab pertanyaan itu si Jenny dapat saya mengatakan:
Jenny : “Karena anak perempuan memiliki tangan yang lebih kecil dibanding anak laki-laki sehingga sulit untuk memutar tombol pintu.“
Wapaupun ada argumen lain yang lebih baik dari pada itu, setidaknya jawaban itu menjawab pertanyaan yang diajukan.
4. Argumentum ad Hominem
Argumentum ad Hominem adalah bentuk argumen yang tidak ditujukan untuk menangkal argumen yang disampaikan oleh orang lain tetapi justru menuju pada pribadi si pemberi argumen itu sendiri. Argumen itu akan menjadi sesat-pikir ketika ia ditujukan menyerang pribadi lawan demi merusak argumen lawan. Kalimat populernya adalah: shoot the messenger, not the message. Ada banyak bentuk ad hominem, namun yang paling umum dan dijadikan contoh di sini adalah ad hominem cercaan. Ad hominem termasuk dalah satu sesat-pikir yang paling sering dijumpai dalam debat dan diskusi politik, yang biasanya akan membawa topik ke dalam debat kusir yang tak ada ujung pangkal.
Catatan Tambahan: Ad hominem tidak sama dengan penghinaan, celaan, atau cercaan. Sejatinya, ad hominem ada dalam premis dan pengambilan kesimpulan berupa logika yang langsung mengarahkan argumennya pada seseorang dibalik suatu argumen. Dan tendensinya bisa saja bukan merupakan penghinaan, namun hanya mengkaitkan dua hal yang tidak berhubungan sama sekali. Sederhananya, bisa dikatakan ad hominem jika itu berupa premis dan kesimpulan, untuk menjatuhkan argumen lawan.
Contoh:
Kepada anggota dewan yang terhormat, harus saya ingatkan bahwa ketika Bung anggota Fraksi Merdeka yang menanyai saya ini memegang jabatan, tingkat pengangguran berlipat ganda, inflasi terus-menerus melonjak, dan harga sembako naik drastis. Dan Bung ini masih berani menanyai saya tentang masa depan proyek sekolah gratis ini. (cara yang berbelit-belit untuk mengatakan “no comment”, namun juga sekaligus menyerang lawan)
4. Affirming the Consequent
Affirming the consequent bisa dianalogikan seperti dibawah ini:
Jika P maka Q.
Q.
Oleh karena itu, P.
Contohnya:
Jika Bill Gates memiliki Fort Knox, maka ia kaya.
Bill Gates kaya.
Oleh karena itu, ia memiliki Fort Knox.
Contoh tersebut merupakan logika yang salah, padahal memiliki Fort Knox bukanlah satu-satunya cara untuk menjadi kaya. Banyak sejumlah cara lain ada untuk menjadi kaya.
5. Denying the Antecedent
Contohnya adalah:
Jika hujan, maka rumput basah.
Hal ini tidak hujan.
Oleh karena itu, rumput tidak basah.
Contoh tersebut merupakan logika yang salah, apakah rumput basah hanya karena hujan saja? banyak faktor yang dapat menyebabkan rumput basah, seperti contohnya dikencingin anak kecil, ada yang menyiram rumput tersebut dan masih banyak faktor yang lainnya.
5. Straw Man Fallacy
Straw Man yaitu argumen yang membuat sebuah skenario yang dengan suatu imej yang menyesatkan, kemudian menyerangnya. Untuk membuat ‘manusia jerami’ (straw man) adalah dengan membuat ilusi telah menyangkal suatu proposisi dengan mensubstitusinya dengan sesuatu yang mirip namun dangkal dan mudah diserang, tanpa pernah benar-benar menyangkal argumen lawan yang sebenarnya. Seperti namanya, manusia jerami adalah sasaran yang empuk dan mudah untuk diserang. Menyerang manusia jerami yang diciptakan dari manipulasi argumen lawan akan membuat argumen diri sendiri terlihat kuat dan bagus. Pada umumnya, selain terdapat dalam kampanye, manusia jerami ini akan dikeluarkan setelah lawan selesai bicara mengenai perkara yang dibahas.
Skemanya adalah sebagai berikut:
Seseorang memiliki posisi X.
Orang B menyajikan posisi Y (yang merupakan versi menyimpang dari X).
Posisi serangan Orang B Y.
Oleh karena X adalah palsu / tidak benar / cacat.
Ini semacam "penalaran" adalah keliru karena menyerang versi menyimpang dari posisi hanya tidak merupakan serangan terhadap posisi itu sendiri. Satu mungkin juga berharap serangan terhadap sebuah gambar yang buruk dari seseorang untuk menyakiti orang tersebut.
Argumen pria jerami sering muncul dalam debat publik seperti (hipotetis) debat larangan:
A: Kita harus meliberalisasi hukum pada bir.
B: Tidak, setiap masyarakat dengan akses tak terbatas ke minuman keras kehilangan etos kerja dan pergi hanya untuk kepuasan segera.
Orang B telah dibesar-besarkan ini untuk posisi sulit untuk mempertahankan, yaitu, "akses tidak terbatas terhadap minuman keras". Ini adalah kesalahan logis karena si A tidak pernah membuat klaim itu.
A: Hari-hari yang cerah itu baik.
B: Jika semua hari-hari cerah, kita tidak akan pernah memiliki hujan, dan tanpa hujan, kami akan memiliki kelaparan dan kematian.
Dalam hal ini, B palsu frame A klaim menyiratkan bahwa A percaya hanya hari-hari cerah yang baik, dan B berpendapat terhadap pernyataan itu. A benar-benar menegaskan bahwa hari-hari cerah yang baik dan, pada kenyataannya, mengatakan apa-apa tentang hari hujan.
Masih banyak lagi contoh dari logical fallacy, namun jika saja seseorang yang sedang berbicara atau memahas sesuatu dengan kamu, kalau dia 3 kali saja melakukan logical fallacy, mungkin kamu bisa menghentikan pembahasan kamu karena sejak itu sudah tidak ada lagi keharmonisan dalam berpendapat.
Kekeliruan dari praduga gagal untuk membuktikan kesimpulan dengan asumsi bukti dalam kesimpulan. Kekeliruan inferensi yang lemah gagal untuk membuktikan kesimpulan karena tidak cukup bukti. Gagal untuk membuktikan kesimpulan karena bukti yang tidak relevan, seperti emosi. Kesalahan-kesalahan dari ambiguitas gagal untuk membuktikan kesimpulan karena ketidakjelasan dalam kata-kata, frase, atau tata bahasa. Beberapa kesalahan-kesalahan yang dilakukan secara sengaja (untuk memanipulasi atau membujuk dengan penipuan), yang lain tidak sengaja karena kecerobohan atau ketidaktahuan.
Ada banyak jenis-jenis kesalahan pada logical fallacy, seperti yang akan dibahas dibawah ini:
1. Post Hoc Ergo Propter Hoc
Post hoc ergo propter hoc adalah frase bahasa Latin yang berarti: “setelah ini, karena itu penyebabnya adalah ini.” Jelas nama yang diberikan untuk kekeliruan ini pada waktu bahasa Latin terkenal di antara para detektif kekeliruan logika. Nama itu terus bertahan, dan karena itu kami tidak berkeinginan merubahnya.
Post hoc ergo propter hoc adalah menyimpulkan bahwa karena A terjadi sebelum B, maka A pastilah penyebab B.
Contohnya adalah:
Ayah: “Nak, menurutku gitar listrik itu membawa pengaruh buruk untukmu.”
Anak: “Uh… mengapa begitu bung.. eehh salah.. maksud ku ayah!”
Ayah: “Sejak kau membelinya, kau membiarkan rambutmu panjang dan berjalan-jalan membungkuk di rumah dengan tangan di dalam saku. Kami juga memperhatikan bahwa kau berbicara dengan cara yang tidak hormat kepada ibumu dan aku, dan jarang sekali bekerja di rumah.”
Sang ayah sedang melakukan kekeliruan post hoc ergo propter hoc. Dia menyimpulkan bahwa karena gitar listrik dibeli sebelum perilaku anaknya berubah maka gitar listrik itulah penyebab anaknya berubah. Memang ada kemungkinan bahwa gitar listrik itu penyebab perilaku buruk si anak. Tetapi ada juga kemungkinan bahwa secara umum moralitas anaknya sudah menurun sebelum membeli gitar dan hal itu yang mendorong anaknya membeli gitar listrik, membiarkan rambut panjang, suka berjalan sambil membungkuk dan tangan dalam saku, kurang hormat orang tua, dan malas. Mungkin anaknya bergaul dengan anak-anak lain yang tidak beres.
Kadang-kadang Post hoc ergo propter hoc benar – apa yang terjadi sebelumnya adalah penyebab. Kalau sebuah telur pecah di lantai, maka masuk akal untuk berpikir bahwa apa yang terjadi sebelumnya adalah penyebab pecahnya telur yaitu – anda menjatuhkan telur ke lantai. Namun demikian hanya dengan mengetahui bahwa A terjadi sebelum B bukan alasan yang cukup untuk menyimpulkan bahwa A adalah penyebab B. Kita perlu tau lebih banyak daripada itu.
2. Slippery Slope
Dalam logika dan pemikiran kritis, Slippery Slope adalah perangkat logis, tetapi biasanya dikenal dengan sebuah bentuk keliru di mana seseorang menyatakan bahwa beberapa peristiwa pasti harus mengikuti dari yang lain tanpa argumen rasional atau mekanisme yang jelas bagi keniscayaan acara tersebut. Argumen Slippery Slope menyatakan bahwa langkah pertama yang relatif kecil menyebabkan rantai peristiwa terkait berpuncak pada beberapa efek yang signifikan, seperti sebuah benda yang diberikan dorongan kecil di tepi lereng yang menurun. Kekuatan argumen seperti itu tergantung pada surat perintah, yaitu apakah atau tidak seseorang dapat menunjukkan proses yang mengarah ke efek yang signifikan. Rasa yang menyesatkan dari "Slippery Slope" sering digunakan secara sinonim dengan kontinum kesalahan, dalam hal ini mengabaikan kemungkinan jalan tengah dan mengasumsikan transisi diskrit dari kategori A untuk kategori B. penggunaan modern menghindari kesalahan dengan mengakui kemungkinan jalan tengah ini .
Slippery slope disebut juga Camel’s Nose, mengacu pada peribahasa, jika Anda membiarkan seekor unta mendongakkan hidungnya ke dalam tenda, unta-unta lain akan segera melakukan hal yang sama. Pemakai slippery slope memang bermaksud membenarkan diri dan meminta orang lain membenarkan tindakannya.
Contohnya:
Bush pernah mengemukakan slippery slope ketika berbicara tentang betapa berbahayanya Saddam. ”Saat ini, ancaman terbesar dalam perang melawan teror. bahaya mematikan bagi Amerika dan dunia. Adalah rezim-rezim penjahat yang mencari dan memiliki senjata nuklir, kimiawi, dan biologis. Rezim-rezim ini dapat menggunakan senjata itu untuk pemerasan, teror, dan pembunuhan massal. Mereka dapat juga memberikan atau menjual senjata itu ke sekutu teroris mereka, yang dapat menggunakan tanpa basa-basi,” kata Bush. Diharapkan orang setuju bahwa Saddam harus dienyahkan. Berarti invasi ke Irak suatu yang dapat dibenarkan.
3. Red Herring
Red Herring terjadi saat ada hal yang tidak relevan yang diangkat ke dalam sebuah argumen. Orang mungkin berpikir dan ingin kita berpikir bahwa hal yang diangkat itu membuktikan dia benar, padahal sebenarnya tidak.
Hal ini mungkin pernah terjadi dengan kita semua: kita berbicara dengan seseorang tentang sesuatu yang kita tidak setuju dan setelah beberapa saat kita menyadari bahwa kita tidak lagi berdiskusi tentang hal itu. Hal ini diakibatkan karena di sepanjang argumen, seseorang melakukan red herring dan sejak itu pun kita telah membahas tentang red herring.
Contoh:
Jenny : “Saya pikir anak laki-laki harus selalu membuka pintu bagi anak perempuan.”
Bert : “Kenapa?”
Jenny : “Karena hal itu sopan.“
Bert : “Mengapa itu merupakan sesuatu yang sopan?“
Jenny : “Karena itu sangat membantu bagi anak perempuan.“
Bert : “Tetapi bukankah juga sangat membantu bagi anak laki-laki kalau anak perempuan yang membuka pintu bagi anak laki-laki? Mengapa bukan anak perempuan yang membuka pintu bagi anak laki-laki?“
Jenny : “Karena itu tidak benar. Sore ini ketika kita keluar dari toko bahan makanan, tanganku penuh dengan banyak barang dan aku harus meletakkan barang-barang tersebut baru membuka pintu hanya karena kamu terlalu kasar dan tidak mau membantuku.“
Bert : “Aku tidak bisa membantumu karena aku masih berada di tempat parkir menunggu di mobil.“
Jenny : “Sekarang terbukti khan? Kamu tidak perhatian sama sekali kalau-kalau aku butuh bantuan ketika keluar dari toko. Aku pikir itu tidak sopan.“
Bert : “Aku tidak tau kalau kamu mau membeli begitu banyak bahan makanan, kalau tidak aku pasti membuka pintu untukmu.“
Jenny : “Seharusnya kamu berpikir tentang itu.“
Apakah anda perhatikan bahwa Bert dan Jenny tidak lagi berargumen tentang apakah anak laki-laki harus membuka pintu untuk anak perempuan? Sekarang mereka berargumen tentang apakah Bert seharusnya membuka pintu untuk Jenny sore tadi. Hal ini terjadi karena Jenny mengangkat red herring ke dalam argumen dan Bert tidak sadar akan hal itu. Seharusnya Bert berkata:
Bert : “Mungkin memang aku harus membuka pintu untukmu hari ini, tapi bagaimana itu membuktikan bahwa anak laki-laki harus membuka pintu bagi anak perempuan?“
Untuk menjawab pertanyaan itu si Jenny dapat saya mengatakan:
Jenny : “Karena anak perempuan memiliki tangan yang lebih kecil dibanding anak laki-laki sehingga sulit untuk memutar tombol pintu.“
Wapaupun ada argumen lain yang lebih baik dari pada itu, setidaknya jawaban itu menjawab pertanyaan yang diajukan.
4. Argumentum ad Hominem
Argumentum ad Hominem adalah bentuk argumen yang tidak ditujukan untuk menangkal argumen yang disampaikan oleh orang lain tetapi justru menuju pada pribadi si pemberi argumen itu sendiri. Argumen itu akan menjadi sesat-pikir ketika ia ditujukan menyerang pribadi lawan demi merusak argumen lawan. Kalimat populernya adalah: shoot the messenger, not the message. Ada banyak bentuk ad hominem, namun yang paling umum dan dijadikan contoh di sini adalah ad hominem cercaan. Ad hominem termasuk dalah satu sesat-pikir yang paling sering dijumpai dalam debat dan diskusi politik, yang biasanya akan membawa topik ke dalam debat kusir yang tak ada ujung pangkal.
Catatan Tambahan: Ad hominem tidak sama dengan penghinaan, celaan, atau cercaan. Sejatinya, ad hominem ada dalam premis dan pengambilan kesimpulan berupa logika yang langsung mengarahkan argumennya pada seseorang dibalik suatu argumen. Dan tendensinya bisa saja bukan merupakan penghinaan, namun hanya mengkaitkan dua hal yang tidak berhubungan sama sekali. Sederhananya, bisa dikatakan ad hominem jika itu berupa premis dan kesimpulan, untuk menjatuhkan argumen lawan.
Contoh:
Kepada anggota dewan yang terhormat, harus saya ingatkan bahwa ketika Bung anggota Fraksi Merdeka yang menanyai saya ini memegang jabatan, tingkat pengangguran berlipat ganda, inflasi terus-menerus melonjak, dan harga sembako naik drastis. Dan Bung ini masih berani menanyai saya tentang masa depan proyek sekolah gratis ini. (cara yang berbelit-belit untuk mengatakan “no comment”, namun juga sekaligus menyerang lawan)
4. Affirming the Consequent
Affirming the consequent bisa dianalogikan seperti dibawah ini:
Jika P maka Q.
Q.
Oleh karena itu, P.
Contohnya:
Jika Bill Gates memiliki Fort Knox, maka ia kaya.
Bill Gates kaya.
Oleh karena itu, ia memiliki Fort Knox.
Contoh tersebut merupakan logika yang salah, padahal memiliki Fort Knox bukanlah satu-satunya cara untuk menjadi kaya. Banyak sejumlah cara lain ada untuk menjadi kaya.
5. Denying the Antecedent
Form | Similar Validating Forms | |
---|---|---|
Modus Ponens | Modus Tollens | |
If p then q.
Not-p. Therefore, not-q. |
If p then q.
p. Therefore, q. |
If p then q.
Not-q. |
Jika hujan, maka rumput basah.
Hal ini tidak hujan.
Oleh karena itu, rumput tidak basah.
Contoh tersebut merupakan logika yang salah, apakah rumput basah hanya karena hujan saja? banyak faktor yang dapat menyebabkan rumput basah, seperti contohnya dikencingin anak kecil, ada yang menyiram rumput tersebut dan masih banyak faktor yang lainnya.
5. Straw Man Fallacy
Straw Man yaitu argumen yang membuat sebuah skenario yang dengan suatu imej yang menyesatkan, kemudian menyerangnya. Untuk membuat ‘manusia jerami’ (straw man) adalah dengan membuat ilusi telah menyangkal suatu proposisi dengan mensubstitusinya dengan sesuatu yang mirip namun dangkal dan mudah diserang, tanpa pernah benar-benar menyangkal argumen lawan yang sebenarnya. Seperti namanya, manusia jerami adalah sasaran yang empuk dan mudah untuk diserang. Menyerang manusia jerami yang diciptakan dari manipulasi argumen lawan akan membuat argumen diri sendiri terlihat kuat dan bagus. Pada umumnya, selain terdapat dalam kampanye, manusia jerami ini akan dikeluarkan setelah lawan selesai bicara mengenai perkara yang dibahas.
Skemanya adalah sebagai berikut:
Seseorang memiliki posisi X.
Orang B menyajikan posisi Y (yang merupakan versi menyimpang dari X).
Posisi serangan Orang B Y.
Oleh karena X adalah palsu / tidak benar / cacat.
Ini semacam "penalaran" adalah keliru karena menyerang versi menyimpang dari posisi hanya tidak merupakan serangan terhadap posisi itu sendiri. Satu mungkin juga berharap serangan terhadap sebuah gambar yang buruk dari seseorang untuk menyakiti orang tersebut.
Argumen pria jerami sering muncul dalam debat publik seperti (hipotetis) debat larangan:
A: Kita harus meliberalisasi hukum pada bir.
B: Tidak, setiap masyarakat dengan akses tak terbatas ke minuman keras kehilangan etos kerja dan pergi hanya untuk kepuasan segera.
Orang B telah dibesar-besarkan ini untuk posisi sulit untuk mempertahankan, yaitu, "akses tidak terbatas terhadap minuman keras". Ini adalah kesalahan logis karena si A tidak pernah membuat klaim itu.
A: Hari-hari yang cerah itu baik.
B: Jika semua hari-hari cerah, kita tidak akan pernah memiliki hujan, dan tanpa hujan, kami akan memiliki kelaparan dan kematian.
Dalam hal ini, B palsu frame A klaim menyiratkan bahwa A percaya hanya hari-hari cerah yang baik, dan B berpendapat terhadap pernyataan itu. A benar-benar menegaskan bahwa hari-hari cerah yang baik dan, pada kenyataannya, mengatakan apa-apa tentang hari hujan.
Masih banyak lagi contoh dari logical fallacy, namun jika saja seseorang yang sedang berbicara atau memahas sesuatu dengan kamu, kalau dia 3 kali saja melakukan logical fallacy, mungkin kamu bisa menghentikan pembahasan kamu karena sejak itu sudah tidak ada lagi keharmonisan dalam berpendapat.
Langganan:
Postingan (Atom)